Mindset yang Salah Penyebab Mental Blocking Dalam Mengembangkan Diri
date
Jun 12, 2020
type
Post
doc_meta
blogs
slug
mindset-mental-blocking-pengembangan-diri
status
Published
tags
Personal
summary
Pernah gak sih kamu terhambat oleh pikiranmu sendiri sebelum melakukan sesuatu? Contohnya gini, untuk menjadi programer harus pintar matematika, dan aku pengen jadi programer padahal aku ga pintar matematika. Lalu membuang jauh-jauh keinginan hanya karena pola pikir yang salah.
Assalamu’alaikum.
Pernah gak sih kamu terhambat oleh pikiranmu sendiri sebelum melakukan sesuatu? Contohnya gini, untuk menjadi programer harus pintar matematika, dan aku pengen jadi programer padahal aku ga pintar matematika. Lalu membuang jauh-jauh keinginan hanya karena pola pikir yang salah. Gaes lihat aku sekarang, aku seorang software developer, dan jika kalian tau berapa nilai UN matematika ku di waktu SMA mungkin kalian akan mencerca cita-citaku.
Well, aku dulu pernah memiliki mindset yang salah dan menyebabkan mental blocking. Aku akan jelaskan apa saja yang menyebabkan mental blocking dan bagaimana cara melawannya. Ini dia penyebab mental blocking kesalahan pola pikir.
1. Berdamai dengan sifat buruk
Berteman kok dengan sifat buruk? Contohnya gini, aku adalah seorang yang galak, jadi ketika ada orang yang berani menyentilku maka aku pasti marah, parah lagi kalo aku sadar dengan itu. Salah satu ciri manusia yang dewasa adalah bisa membedakan yang baik dan buruk, dan ciri orang yang berakal sehat adalah memikirkan apa yang akan dilakukan itu baik atau buruk.
Solusinya adalah kamu harus bisa membedakan yang baik dan buruk, memikirkan apa yang akan dilakukan itu baik atau buruk.
2. Terjebak dalam hasil test kepribadian
Pernah gak si kamu niatnya ngetest kepribadian, eh malah mengiya-iyakan hasilnya bahkan mengiyakan kekurangan yang kamu miliki yang tercantum di hasil test kepribadian tersebut. Contohnya di orang-orang melankolis “Wah iya bener banget nih, aku orangnya ga mau di salahkan, wah pantas aja ternyata memang aku seperti itu”. Atau aku kasi short story betapa buruknya terjebak dalam hasil test kepribadian.
Suatu hari Bono sedang rapat organisasi di kampusnya, dia pernah test kepribadian dan hasilnya melankolis. Saat rapat, Bono ditegur oleh ketua organisasi karena pekerjaannya tidak selesai. Ketika ditegur, Bono menjawab dengan lemah lembut “Pak Ketua, tugas kuliah saya banyak, aku juga lg banyak projek yang harus dikerjakan”, lalu ketua organisasi menjawab lagi “Tapi kamu sudah melewati deadline, Bono”, lalu Bono menjawab lagi “Aku belum bisa meminta ttd sertifikat karena Agus baru selesai mencetak sertifikatnya kemarin lusa”, lalu ketua menjawab lagi “Ah kamu kok ga mau disalahin sih Bono”. Bono menjawab “Iya kan emg aku anaknya melankolis, ya memang begitu”.
Sudah taukan, betapa tidak baiknya terjebak dalam hasil test kepribadian. Itulah sebabnya kenapa test kepribadian perlu bantuan seorang psikolog untuk memberikan bantuan dalam memperbaiki diri.
Percaya atau tidak bahwa manusia itu sangat-sangat dinamis, aku punya contoh nyata diriku sendiri. Aku pernah test personality di website 16personalities. Pada saat itu hasilnya adalah INTJ Introverted, Intuitive, Thinking, dan Judging ciri-ciri kepribadian. Dan setelah beberapa saat aku dipercayai untuk menjadi ketua panitia event pada waktu itu kebetulan aku ingin mengetest lagi kepribadianku di website tersebut dan hasilnya berubah menjadi (Commander) ENTJ, Extraverted, Intuitive, Thinking, dan Judging.
Perlu digaris bawahi bahwa aku dulunya seorang introvert, hanya karena pada saat itu aku dipercayai menjadi ketua panitia, hasil test kepribadianku menjadi extrovert. Dari pendiam pemikir, menjadi commander dan extrovert. Aku menyimpulkan kalau hasil test kepribadian itu tergantung situasi dan kondisimu saat ini JIKA dan hanya jika kamu open-minded dan tidak terjebak dalam hasil test kepribadian.
Solusinya simpel, jangan terjebak dengan hasil kepribadian dan jadilah open-minded. Aku malah menyarankan antara jangan pernah test jika memang belum pernah atau sering-sering lah test seiring kamu berada di situasi dan kondisi yang berbeda untuk melihat bahwa kamu adalah manusia yang dinamis dan mampu beradaptasi.
3. Tau bahwa kamu tidak bisa
Seperti contoh yang sudah aku tulis, mengetahui bahwa kamu tidak bisa justru malah menghambat kamu untuk berkembang. Baru mulai belajar pemrograman udah mikir bahwa ga bisa karena ga bakat, alasan macam apa itu! Banyak sekali teman-temanku satu kelas di jurusan IT, mereka merasa kesulitan di awal pertama belajar dan mereka berpikir bahwa mereka tidak sanggup dan menyerah, kuliah hanya mengalir saja dan tidak pernah berusaha mendalaminya karena pemrograman itu sulit, percaya atau tidak bahkan mereka sampai lulus pun dan sudah mendapatkan gelar S.Kom (Sarjana Komputer) tapi tidak bisa pemrograman atau skill lain seperti multimedia.
Solusinya, percayalah bahwa manusia itu bisa melakukan segala hal selama masih masuk akal. Jangan sampai ada mental blocking hanya karena kamu tidak bisa dan menyerah karena belum bisa. Semua software engineer bahkan yang bekerja di Google pun mereka dulunya tidak bisa membuat software dan bahkan jatuh bangun, tapi hanya merekalah yang pantang menyerah meskipun dia tidak tahu bahwa dia mampu atau tidak untuk menjadi apa yang dia inginkan.
4. Terlalu kritis sebelum melakukan sesuatu
Pernah gak ketika kamu ingin melakukan sesuatu, eh udah banyak banget pikiran-pikiran kritis yang keluar dan justru kamu jadi ga berani atau terhambat untuk melakukan itu. Contohnya di dunia software development, ketika kamu punya ide untuk membuat aplikasi, seorang software engineer biasanya kritis ketika ide muncul, mereka cenderung malah mikir hal-hal teknis yang ruwet sehingga berfikir bahwa ide tersebut sulit untuk dieksekusi.
Solusinya, meskipun sebenarnya berpikir kritis itu baik, tapi jangan melakukan analisa secara berlebihan karena menghambat kamu untuk melakukan sesuatu. Ingat, segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik.
Jadi kesimpulannya adalah kamu harus bisa membedakan yang baik dan buruk, memikirkan apa yang akan dilakukan itu baik atau buruk. Jangan terjebak dengan hasil kepribadian dan jadilah open-minded. Percayalah bahwa manusia itu bisa melakukan segala hal selama masih masuk akal. Meskipun sebenarnya berpikir kritis itu baik, tapi jangan melakukan analisa secara berlebihan karena menghambat kamu untuk melakukan sesuatu.
Jadi itu saja yang bisa aku bagikan di artikel ini, kurang lebih nya mohon dimaafkan ya, terima kasih udah mau baca artikelku.
Wassalamu’alaikum.