Algoritma Kehidupan

date
Jul 27, 2024
type
Post
doc_meta
blogs
slug
algoritma-kehidupan
status
Published
tags
Personal
summary
Sebelum kita ada, segala kemungkinan yang terjadi di alam semesta ini sudah tertulis di catatan besar. Yang segala kemungkinannya tidak mungkin keluar dari batasan-batasan/ukuran takdir. Dari segala kemungkinan dalam batasan itu kita dibebaskan memilih nasib kita.
Assalamu’alaikum
Sebelum kita ada, segala kemungkinan yang terjadi di alam semesta ini sudah tertulis di catatan besar. Yang segala kemungkinannya tidak mungkin keluar dari batasan-batasan/ukuran takdir. Dari segala kemungkinan dalam batasan itu kita dibebaskan memilih nasib kita.
Ini adalah hal yang sangat ajaib dan menarik bahwa Allah yang maha mengetahui segala sesuatu sudah memiliki catatan besar terhadap segala peristiwa yang terjadi.
Artikel ini akan menjelaskan sebagian dari pengetahuan tentang bagaimana ini semua bisa saling terkait, dan tentu masih banyak ilmu tentang alam semesta ini yang hanya diketahui oleh Allah.
Ilmu kuantum menunjukkan adanya banyak kemungkinan jalur hidup di kehidupan kita. Setiap jalur hidup berada dalam keadaan istirahat hingga terbangun oleh pilihan-pilihan yang dibuat saat ini.

Berikut ini adalah beberapa catatan pribadi penulis tentang Lauh Mahfudz, Takdir, Nasib, Bagaimana kita harus mengambil keputusan

  • Lauh mahfudz adalah catatan global / alam semesta atau seluruh flow chart kehidupan termasuk daun yang gugur dari pohon. Yang catatan global ini sudah tercipta sebelum dimulainya penciptaan alam semesta, termasuk makluk hidup.
  • Takdir adalah “ukuran” atau “batasan” seberapa kompleks pohon flowchart lengkap maupun alur kehidupan dari keputusan yang sudah terjadi, belum terjadi, yang mungkin kita pilih, atau yang sudah kita pilih yang telah ditentukan Allah SWT kepada setiap makhluk ciptaan-Nya, termasuk manusia. Jalur hidup kita tidak mungkin bisa di luar takdir yang sudah ditetapkan.
  • Nasib adalah alur hidup yang kita sudah kita pilih dari hasil pengambilan keputusan kita sendiri, masa depan bisa menjadi baik ataupun buruk sesuai dengan apa yang akan kita pilih selanjutnya selama itu masih tertulis dalam takdir.
  • Manusia beribadah kepada Allah, dan berdo’a agar mendapatkan jalan hidup yang lurus yang mudah dan baik yang tujuan akhirnya adalah Surga
  • Jika kita takut dalam salah mengambil jalur hidup, ingatlah dalam surat Al-Fatihah mengandung do’a agar kita berada dalam jalan yang lurus
  • Hidup adalah seni pengambilan keputusan
  • Tugas manusia adalah membuat keputusan hidup terbaik agar mendapat jalur hidup terbaik yang dia mampu, melaksanakannya, memilih keputusan terbaik dalam hidup dengan tujuan bahagia, sukses dunia dan akhirat, dan mendapatkan Surga
  • Skenario hidup yang dibuat manusia lalu dilakukan pasti sudah tercatat di takdir dan lauh mahfudz karena Allah maha teliti, maha mengetahui segala sesuatu, maha kuasa, maha pintar, tak ada satupun yang luput dari nya hingga daun yang jatuh dari pohon pun Allah tau
  • Allah menyuruh kita berbuat kebaikan dan menjauhi segala larangannya, ini juga terkait dengan alur hidup yang ada untuk kita, kita bisa berakhir baik maupun buruk tergantung dari apa yang kita lakukan, segalanya skenario sudah tertulis, tugas kita adalah memilih dan mengambil keputusan sebaik mungkin
  • Jika kamu diberi berbagai pilihan yang membuatmu ragu atau bingung, ada juga yang namanya Sholat Istikharah, dimana kita akan ditunjukan oleh Allah tentang pilihan-pilihan tersebut
  • Hidup ini tidak seperti bermain dadu, kita bisa memilih. Namun ada suatu kondisi yang dapat datang kepada kita tanpa kita pilih, namun kita masih bisa memilih bagaimana reaksi kita menanggapi kondisi tersebut dan bagaimana kita menjalaninya dimomen selanjutnya
  • Allah telah menciptakan berbagai skenario dan hasil potensial, tetapi kita hanya mengalami satu alur kejadian berdasarkan pilihan kita.
  • Dalam konteks ini, Allah memiliki pengetahuan sempurna tentang segala kemungkinan hasil dari setiap keputusan yang kita ambil, namun kita hanya menjalani satu jalan hidup yang aktual.
  • Allah menciptakan dan mengetahui semua kemungkinan skenario, tetapi kita hanya menghidupi satu jalur di antara banyak kemungkinan yang ada.
  • Hal ini juga bisa terkait dengan konsep takdir dan kehendak bebas, di mana Allah mengetahui semua potensi masa depan, namun manusia memiliki kebebasan untuk membuat pilihan yang mempengaruhi jalur hidup mereka.
  • Lauh Mahfudz adalah kitab atau catatan yang mencakup semua pengetahuan Allah tentang segala sesuatu yang terjadi dan mungkin terjadi di alam semesta.
  • Dalam Lauh Mahfudz tercatat semua kemungkinan skenario kehidupan, termasuk takdir manusia dan segala kombinasi peristiwa yang mungkin terjadi.
  • Takdir berasal dari kata "qadar" yang berarti ukuran atau ketentuan. Ini mencerminkan bahwa setiap individu memiliki jalur hidup yang sudah ditentukan dengan berbagai kemungkinan dan batasan tertentu.
  • Takdir mencakup kondisi-kondisi masa depan dan berbagai jalur hidup yang telah dirancang untuk setiap individu. Meskipun manusia memiliki kebebasan untuk memilih, pilihan-pilihan tersebut berada dalam batasan kondisi-kondisi yang telah ditentukan oleh Allah.
  • Nasib adalah hasil dari pilihan-pilihan yang dibuat oleh manusia dalam menjalani kehidupannya. Ini adalah jalur hidup yang dipilih oleh manusia di antara berbagai kemungkinan yang telah ditentukan dalam takdir.
  • Dengan kata lain, nasib adalah manifestasi dari kebebasan manusia untuk memilih di dalam batasan-batasan yang telah ditentukan oleh takdir.
  • Nasib mencerminkan kebebasan manusia untuk memilih jalur hidup di antara berbagai kemungkinan yang ada dalam takdir
  • Takdir dan Kehendak Bebas: Pemahaman ini menunjukkan bahwa meskipun Allah telah menetapkan takdir dengan berbagai kemungkinan, manusia memiliki kebebasan untuk memilih jalur hidupnya. Ini menegaskan keseimbangan antara ketentuan ilahi dan kebebasan manusia.
  • Dengan memahami nasib sebagai hasil dari pilihan yang kita buat, kita memiliki tanggung jawab untuk membuat keputusan yang bijak dan berusaha menjalani hidup dengan sebaik-baiknya.
  • Multiverse tidak seperti pada teorinya. Hanya saja “dunia yang berbeda” tersebut sudah tercatat, jalur yang aktif yang mana tergantung bagaimana manusia berprilaku di dunia. Misal jika suatu negeri menembakan nuklir di negeri yang lain, dengan jika misal mereka berdamai tentu kondisi dunia berbeda tergantung perilaku mereka di dunia, namun skenario yang bermacam-macam tersebut sudah tercatat semua
  • Menanggapi teori eksperiment Schrödinger cat tentang seekor kucing ditempatkan dalam kotak tertutup bersama dengan mekanisme kuantum yang memiliki peluang 50% untuk membunuh kucing tersebut berdasarkan keadaan partikel kuantum (seperti atom radioaktif), Menurut mekanika kuantum, hingga kotak tersebut dibuka dan pengamatan dilakukan, kucing dianggap berada dalam superposisi dua keadaan: hidup dan mati sekaligus. Hal ini bagi saya menimbulkan paradox karena tidak mungkin makluk hidup mati dan hidup secara bersamaan karena ajalnya sudah ditetapkan kapan waktunya dan tidak mungkin ditolak dengan cara apapun.
  • Kematian sudah ditetapkan waktunya, mengambil keputusan hidup apapun tidak dapat menolak ajal karena sudah diukur dan ditetapkan kapan waktunya
  • Rejeki dan ajal pasti akan mendatangi kita dan sudah diukur dan sudah ditetapkan, seseorang tidak mungkin mati sampai sempurna rezekinya. Meski begitu datangnya rezeki ada yang pasti atau tidak dapat ditolak, dan ada rezeki yang diberi dari langit dan di bumi, untuk mendapatkannya kita harus menjemputnya dengan mengambil berbagai keputusan dan aksi tertentu. Ketika jatah rejeki seseorang sudah dihabiskan, maka akan tiba juga ajal yang sudah di tetapkan waktunya.
  • Kenapa kita dituntut untuk selalu menjaga padangan, mendengar segala sesuatu yang baik-baik saja, dan mengucapkan segala sesuatu yang positive saja? Karena suatu hal meski sangat kecil tp memungkinkan merubah end game kita atau orang lain.
 

Dalil tentang Lauh Mahfudz, Takdir, Nasib

Tentang Lauh Mahfudz

  • [Al-Qur’an] Al-An’am ayat 58: “Kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahuinya selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan (tertulis) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz).
  • [Al-Qur’an] Yunus ayat 61: “Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al-Quran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauhul Mahfudz).
  • [Al-Qur’an] Huud ayat 6: “Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauhul Mahfudz).
  • [Al-Qur’an] Ar-Ra’d ayat 39: “Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauhul Mahfudz).
  • [Al-Qur’an] Al-Israa’ ayat 58: “Tak ada suatu negeripun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauhul Mahfudz).
  • [Al-Qur’an] Al-Anbiyaa’ ayat 105: “Dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfudz, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hambaKu yang saleh.
  • [Al-Qur’an] Al-Hajj ayat 70: “Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauhul Mahfudz). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah.
  • [Al-Qur’an] An-Naml ayat 75: “Tiada sesuatupun yang ghaib di langit dan di bumi, melainkan (terdapat) dalam kitab yang nyata (Lauhul Mahfudz).
  • [Al-Qur’an] Saba’ ayat 3: ‘Dan orang-orang yang kafir berkata: "Hari berbangkit itu tidak akan datang kepada kami." Katakanlah: "Pasti datang, demi Tuhanku Yang Mengetahui yang ghaib, sesungguhnya kiamat itu pasti akan datang kepadamu. Tidak ada tersembunyi daripada-Nya sebesar zarrahpun yang ada di langit dan yang ada di bumi dan tidak ada (pula) yang lebih kecil dari itu dan yang lebih besar, melainkan tersebut dalam Kitab yang nyata (Lauhul Mahfudz).’
  • [Al-Qur’an] Az-Zukhruf ayat 4: “Dan sesungguhnya Al-Quran itu dalam induk Al-Kitab (Lauhul Mahfudz) di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah.
  • [Al-Qur’an] Al-Waaqi’ah ayat 78: “pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfudz).
  • [Al-Qur’an] Al-Hadiid ayat 22: “Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfudz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
  • [Al-Qur’an] Al-Buruuj ayat 22: “yang (tersimpan) dalam Lauhul Mahfudz.
  • [Al-Qur’an] Thaahaa ayat 52: ‘Musa menjawab: "Pengetahuan tentang itu ada di sisi Tuhanku, di dalam sebuah kitab (Lauhul Mahfudz), Tuhan kami tidak akan salah dan tidak (pula) lupa;’
  • [Al-Qur’an] Faathir ayat 11: “Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Dan tidak ada seorang perempuanpun mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauhul Mahfudz). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah.
  • [Al-Qur’an] Yaasiin ayat 12: “Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauhul Mahfudz).
  • [Al-Qur’an] Al-Furqan ayat 2: “Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan-Nya, dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.

Tentang Takdir

  • [Al-Qur’an] Maryam ayat 21: “Dan ini perkara yang sudah ditetapkan.
  • [Al-Qur’an] Al-Hijr ayat 21: “Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya; dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu.
  • [Al-Qur’an] Al-A’raaf ayat 37: ‘Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Orang-orang itu akan memperoleh bahagian yang telah ditentukan untuknya dalam Kitab (Lauhul Mahfudz); hingga bila datang kepada mereka utusan-utusan Kami (malaikat) untuk mengambil nyawanya, (di waktu itu) utusan Kami bertanya: "Di mana (berhala-berhala) yang biasa kamu sembah selain Allah?" Orang-orang musyrik itu menjawab: "Berhala-berhala itu semuanya telah lenyap dari kami," dan mereka mengakui terhadap diri mereka bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir.’
  • [Al-Qur’an] Al-Furqan ayat 2: “Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan-Nya, dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.
  • [Al-Qur’an] Al-A’la ayat 1-3: “Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi, yang menciptakan dan menyempurnakan (penciptaan-Nya), dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk.
  • [Al-Qur’an] Al-Mutaffifin ayat 5: “(Maka) setiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakan dan yang dilalaikan(nya).
  • [Hadits] HR Muslim No. 2653: “Sesungguhnya Allah telah menciptakan takdir-takdir seluruh makhluk lima puluh tahun sebelum menciptakan langit dan bumi.
  • [Hadits] HR Muslim No. 2648: "Wahai Rasulullah, perbuatan hari ini sesuai dengan apa? Apakah sesuai dengan sesuatu yang pena-pena telah kering dengannya dan takdir-takdir berlangsung dengannya ataukah sesuai dengan sesuatu yang akan datang?" Nabi SAW menjawab "Tidak, namun sesuai dengan apa yang pena-pena telah kering dengannya dan takdir-takdir telah berlangsung." Orang tersebut berkata, "Kalau begitu, untuk apa perbuatan itu?" Nabi SAW lalu bersabda, "Berbuatlah kalian, karena segala hal dipermudah kepada apa yang diciptakan untuknya."
  • [Hadits] HR. Ibnu Majah, no. 3846 dan Ahmad, 6:133: “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu semua kebaikan yang disegerakan maupun yang ditunda, apa yang aku ketahui maupun tidak aku ketahui. Aku berlindung kepada-Mu dari semua keburukan, baik yang disegerakan maupun yang ditunda, yang aku ketahui maupun yang tidak aku ketahui. Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu dari kebaikan apa yang diminta oleh hamba dan Nabi-Mu Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada-Mu dan aku berlindung kepada-Mu dari apa yang diminta perlindungan oleh hamba dan nabi-Mu. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu surga dan apa yang mendekatkan kepadanya baik berupa ucapan maupun perbuatan. Dan aku berlindung kepada-Mu dari neraka dan apa yang mendekatkan kepadanya baik berupa ucapan atau perbuatan. Dan aku memohon kepada-Mu semua takdir yang Engkau tentukan baik untukku.

Tentang Nasib

  • [Al-Qur’an] Ar-Ra’d ayat 11: “Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”
  • [Al-Qur’an] Ar-Rum ayat 41: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
  • [Hadits] HR. Bukhari, no. 6594 dan Muslim, no. 2643: “Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu beliau berkata, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar dan dibenarkan, “Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani (nuthfah) selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah (‘alaqah) selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging (mudhgah) selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan diperintahkan untuk ditetapkan empat perkara, yaitu rezekinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya. Demi Allah yang tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain-Nya. Sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli surga hingga jarak antara dirinya dan surga tinggal sehasta. Akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah dia ke dalam neraka. Sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta. Akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli surga  maka masuklah dia ke dalam surga.

Tentang Rezeki

  • [Al-Qur’an] At-Talaq ayat 3: “Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.
  • [Hadits] HR Ibnu Majah: “Wahai umat manusia, bertakwalah engkau kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki, karena sesungguhnya tidaklah seorang hamba akan mati, hingga ia benar-benar telah mengenyam seluruh rezekinya, walaupun terlambat datangnya. Maka bertakwalah kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki. Tempuhlah jalan-jalan mencari rezeki yang halal dan tinggalkan yang haram.
  • [Hadits] HR Musnad Ibnu Abi Syaibah dan Thabrani: “Sesungguhnya ruh qudus (Jibril), telah membisikkan ke dalam batinku bahwa setiap jiwa tidak akan mati sampai sempurna ajalnya dan dia habiskan semua jatah rezekinya. Karena itu, bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah cara dalam mengais rezeki. Jangan sampai tertundanya rezeki mendorong kalian untuk mencarinya dengan cara bermaksiat kepada Allah. Karena rezeki di sisi Allah tidak akan diperoleh kecuali dengan taat kepada-Nya.

Tentang Ajal

  • [Al-Qur’an] Al-A’raf ayat 34: “Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka jika telah datang waktunya, mereka tidak akan dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya.
  • [Al-Qur’an] An-Nahl ayat 61: “Jikalau Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya tidak akan ditinggalkan-Nya di muka bumi sesuatupun dari makhluk yang melata, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai kepada waktu yang ditentukan. Maka apabila telah tiba waktunya (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukannya.
  • [Al-Qur’an] Ali-’Imran ayat 145: “Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.

Penutup

QS. Al-An’am ayat 58: Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan (tertulis) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz). — Allah memiliki pengetahuan sempurna tentang segala kemungkinan yang terjadi di alam semesta ini dan segalanya tercatat dalam Lauh Mahfudz, dan segala kemungkinan di alam semesta ini tidak keluar dari batasan-batasan dalam takdir yang sudah ditentukan. Allah juga mengetahui hasil yang berbeda-beda dari setiap keputusan yang bisa kita ambil, namun kita hanya menjalani satu jalan hidup dari hasil keputusan kita di dunia ini. Maka dari itu bijaklah dalam mengambil keputusan apapun di dunia ini.
 
Sungguh masih banyak lagi penjelasan dalam Al-Qur’an maupun hadits tentang topik artikel ini yang belum sempat dicatat oleh penulis.
Topik ini sangat menarik untuk saya tulis karena membuat saya tidak bisa tidur ketika memikirkan tentang betapa kompleksnya penciptaan alam semesta ini.
Terima kasih telah membaca.
 
Wassalamu’alaikum
 

© dhiyaulhaqza 2017 - 2024

RSS