Written by dhiyaulhaqza
on 
Post category Personal

Kenapa Terkadang Kita Tidak Mood Melakukan Hal Produktif

Assalamu’alaikum.

Berkaca dari pengalaman beberapa waktu kemarin, aku cukup merasa produktif dengan rajin mempublish artikel setiap hari, dan karena suatu hal aku benar-benar berhenti menulis artikel selama 2 bulan berturut-turut. Kenapa bisa terjadi, dan bagaimana aku bisa bangun lagi dan kembali menulis?

Apa penyebab berhenti dari melakukan kegiatan produktif

1. Kamu mengubah metode produktif yang kamu sudah nyaman

Pada kasus dan pengalaman pribadiku dalam membuat artikel blog, aku sudah nyaman untuk menulis semua yang original ada di pikiranku dan aku tidak merasa malas melakukannya, tapi setelah aku mencoba cara baru dan berniat membuat konten baru yaitu review buku dari awal sampai selesai ternyata aku tidak nyaman dengan itu dan setelah itu vakum menulis selama 2 bulan berturut-turut. Kalau kamu sudah punya cara untuk produktif maka jangan mengubah teknik produktifmu 180 derajat, kalau kamu berniat ingin mencoba cara baru maka ubah lah pelan-pelan dan test hasilnya, apakah membuatmu lebih produktif atau justru sebaliknya.

2. Terlalu menekan diri

Pada kasus dan pengalamanku, tentang vakumnya aku dalam menulis blog selama 2 bulan berturut-turut dan menginggalkan produktifitas menulis blog, kesalahanku adalah aku terlalu jauh meninggalkan zona nyaman produktifku, sehingga aku berada di zona panik dan justru membuat aku malas melakukannya dan justru meninggalkan kegiatan produktifku. Bagaimana tidak, bayangin aja, kemarin aku menantang diriku sendiri membaca, dan merangkum buku yang tebalnya 565 halaman, kan gila ya kan? Wkwk. Nah, untuk melakukan sesuatu yang produktif mungkin terkadang kita perlu menekan diri, tapi tekanlah dirimu untuk produktif dan pada tekanan yang kamu nyaman dengan itu. Maksudku, jangan sampai kamu terlalu tertekan dan justru membuatmu sama sekali tidak ingin melakukan itu. Bagian ini sebenarnya aku pernah bahas di artikelku yang berjudul “Apa Itu Self-efficacy dan Bagaimana Meningkatkannya”.

3. Melakukan sesuatu yang terlalu jauh di atas kemampuanmu

Pada waktu itu aku menantang diriku untuk merangkum buku 565 halaman, dan jujur saja aku sangat tertekan dengan tantanganku sendiri, aku yang sudah nyaman produktif dengan menulis apa saja yang original yang keluar di kepalaku, aku harus membaca dan merangkum buku 565 halaman. Masih ingat dengan artikelku yang berjudul “Apa Itu Self-efficacy dan Bagaimana Meningkatkannya”, pada poin ke 2 di artikel itu aku membahas tentang “Tetapkan tujuan sedikit di atas kemampuanmu” yang pada poin tersebut berisi bahwa zona personal manusia itu ada 3 yaitu: Comfort Zone > Stretch Zone > Panic Zone
Jika kamu melakukan sesuatu terlalu jauh di atas kemampuanmu, jangan heran kalau kamu justru malas dan meninggalkan kegiatan produktifmu dan justru jadi tidak mood melakukannya. Seharusnya kamu menjaga diri untuk selalu di stretch zone. Stretch zone adalah zona sedikit di atas kemampuanmu, dimana kamu akan tertantang dan berkembang, dan pada zona ini sangat mungkin dan masuk akal untuk kamu capai. Sedangkan Panic Zone adalah zona dimana jauh di atas kemampuanmu, dan justru membuat kamu panik dan tidak mood untuk melakukan hal tersebut. Ini berarti aku membuktikan kebenaran bahwa apa yang aku tulis di artikelku berjudul “Apa Itu Self-efficacy dan Bagaimana Meningkatkannya” adalah valid, terbukti benarnya.

4. Kurang dukungan dari internal maupun eksternal

Hmm sebenernya ini faktor tambahan sih, kenapa tambahan? Pernah ga kamu liat pemain bola yg fans nya super banyak, tetep bisa kalahkan? Yup setidaknya mereka semangat dalam bermain, sisanya adalah skill mereka dalam bermain bola, dan itu adalah dukungan eksternal lalu apa itu dukungan internal? Dukungan internal adalah motivasi diri, self-reward, dan sebagainya. Jadi kamu perlu dukungan dari oranglain untuk semangat melakukan kegiatan produktifmu, dan utamanya kamu perlu dukungan internal, beri hadiah ke dirimu sendiri apabila kamu sudah melakukan sesuatu yang produktif seperti membeli es kopi yg sedang viral, atau sekedar menghabiskan beberapa jam untuk bermain game.

Jadi kesimpulannya, penyebab kamu tidak mood dalam melakukan kebiasaan produktif adalah mungkin kamu pernah produktif tapi kamu mengubah metode produktif yang kamu sudah nyaman 180 derajat, kamu terlalu menekan diri, melakukan sesuatu yang terlalu jauh di atas kemampuanmu, atau kamu mungkin kurang dukungan dari internal maupun eksternal. Jadi saranku, kamu harus bisa menganalisa dirimu sendiri kenapa kamu tidak mood melakukan kebiasaan produktif dan bagaimana mengatasinya. Kamu bisa menggunakan solusi yang sudah aku highlight pada setiap poin.

Poin-poin di atas aku tulis berdasarkan pengalamanku sendiri kenapa aku bisa vakum selama 2 bulan setelah rajin publish artikel di blog pribadiku. Aku juga sudah menganalisa kenapa aku berhenti dan tidak mood setelah bisa menjaga melakukan hal produktif, dan bagaimana aku mengatasinya. Terima kasih sudah mau membaca tulisanku.

Wassalamu’alaikum.